Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kini tengah diawasi ketat setelah dua rekan dekatnya ditahan dalam sebuah penyelidikan yang mencurigai keterkaitan dengan Qatar.
Pengawasan Ketat
Pengadilan Israel memperpanjang penahanan penasihat Netanyahu, Yonatan Urich, dan mantan juru bicara Netanyahu, Eli Feldstein, sambil menunggu hasil penyelidikan. Mereka diduga terlibat dalam kasus yang dikenal sebagai “Qatar-gate”.
Tuduhan dan Penyelidikan
-
Tuduhan: Keduanya dituduh melakukan kontak dengan agen asing, pencucian uang, penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.
-
Kecurigaan: Mereka diduga mempromosikan Qatar dan menyebarkan pesan negatif tentang Mesir serta berperan sebagai mediator dalam perundingan gencatan senjata dengan Hamas.
Keterlibatan Qatar
-
Rekaman dan Pembayaran: Pengusaha yang bekerja untuk Qatar diduga mentransfer dana ke Feldstein melalui usaha mediasi Urich.
-
Pembelaan: Pengacara Feldstein menyatakan pembayaran tersebut untuk layanan kepada kantor perdana menteri, bukan untuk Qatar.
Reaksi dan Tudingan
-
Netanyahu: Menyebut penahanan dua mantan asistennya sebagai “sandera” dan mengutuk penyelidikan sebagai “kampanye kotor”.
-
Demonstrasi: Aksi protes di Israel menuntut pembebasan semua sandera di Gaza sebelum serangan terhadap Hamas dilanjutkan.
Kontroversi dan Dampak Politik
- Pemecatan Ronen Bar: Penyelidikan juga terkait dengan upaya untuk menggulingkan Netanyahu melalui pemecatan mantan kepala badan keamanan Shin Bet, Ronen Bar.
Peran Qatar sebagai Mediator
- Diperdebatkan: Meskipun Qatar telah menjadi mediator antara Israel dan Hamas dalam gencatan senjata, negara Teluk itu membantah terlibat dalam “Qatar-gate”.
Semua kasus ini menambah tekanan pada Netanyahu yang sudah menghadapi tuntutan korupsi di pengadilan dan aksi protes terkait kebijakannya.
Sumber: Berita Terkini, 01/04/2024
Catatan: Informasi di atas bersumber dari laporan media dan pernyataan resmi yang diterbitkan hingga tanggal yang disebutkan.